Jumat, 27 Juli 2018

NIKAH


                                                              NIKAH



Dasar di Syari'atkannya Pernikahan ialah Firman Alloh SWT : QS. An Nisa ayat 3

Artinya :
"Maka kawinilah wanita wanita (lain) yang kamu cintai ( senangi ) dua,tiga atau empat.kemudian jika kamu takut tidak akan berlaku adil,maka kawinilah seorang saja."

Dalam sebuah Hadit dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata bahwa Rosulullah SAW bersabda :
"Wahai para pemuda siapa diantara kalian mampu (mempenyai biaya), maka hendaklah ia nikah, karena sesungguhnya nikah itu dapat memejamkan mata dan dapat menjaga kemaluan (kehormatan). Barang siapa yang tidak mampu nikah, maka hendaklah berpuasa, karena puasa merupan perisai baginya."

Hukum Nikah menurut para ulama ahli piqih memang bermacam-macam, kenapa bisa begitu, karena disesuaikan dengan kondisi dan situasi, islam sangat menganjurkan umatnya yang sudah mampu untuk menikah karena banyak hikmah-hikmah yang di dapat dalam pernikahan,
1. Hukumnya SUNAH
   Artinya Nikah itu sunah bagi orang yang telah mampu dan ada keinginan untuk menikah,dan yang jelas
   harus sudah ada calonnya.Kalo masih JOMBLO ya Ta'aruf dengan syar'i aja ya hehe...
2. Hukumnya Wajib
   Artinya Nikah itu bisa jadi wajib dilaksanakan bagi mereka yang telah mampu menikah,dan jika tidak        menikah di khawatirkan akan terjatuh ke dalam perzinahan. Naudzubillah..
3. Hukumnya Mubah,
   Artinya Mubah bagi orang yang tidak terdesak hal-hal yang mengharuskan atau mengharamkan nikah.
4. Hukumnya Makruh
   ini bagi orang-orang yang belum mampu untuk nikah, yakni tidak mampu biaya maupun mampu mental 5. Hukumnya Haram,
    Haram hukumnya bagi orang yang berkeinginan menikah itu, dengan niat menyakiti, atau balas                dendam, berbuat aniaya pada isterinya. kita lanjutkan ke rukun nikah.


Adapun RUKUN NIKAH, ada 6, diantaranya :
1. Calon Mempelai laki-laki, dengan Syarat : Islam, kehendak sendiri (tidak dipaksa), bukan Muhrim dan tidak sedang melaksanakan ibadah haji atau umrah

2. Calom Mempelai Isteri, dengan Syarat : Islam, Bukan Muhrim, dan tidak sedang melaksanakan Ibadah haji.
3. Wali  (wali Mujbir) , dengan Syarat : Islam, dewasa, sehat akalnya, adil (tidak Fasik), laki-laki dan mempunyai hak untuk menjadi wali nikah.
4. Dua Orang saksi , Dengan Syarat : Islam, Dewasa (baligh), berakal sehat, adil, laki-laki, dan mengetahui maksud pernikahan.
5. Ijab dan Qobul yakni Serah terima, Ijab adalah pernyataan dari Wali Nikah (wali Mujbir),atau (Wali Hakim) calon pengantin wanita.contoh : Saya nikahkan engkau dengan anak saya .....dan seterusnya...
sedangkan Qobul adalah : Penerimaan/ jawaban dari mempelai laki-laki contoh : Saya terima Nikahnya ...... dan seterusnya ...

Adapun Syarat dari Ijab Qobul adalah :
a. Diucapkan dengan kata Nikah atau Tazwij atau terjemahannya, maka tidak sah dengan kata menggunakan kata lain

b. ada persesuian antara Ijab dan Qobul
c. Berturut-turut (Ittishol) artinya tidak berselang waktu yang lama 
d. Tidak ada Syarat penghalang pernikahan

ada sebuah Hadist yang menyatakan bahwa " Tidak sah suatu pernikahan, kecuali dengan WALI dan Dua Orang Saksi :

لا نكاح الاّ بولىّ وشاهدي عدل , رواه احمد

siapa saja yang berhak menjadi Wali dalam pernikahan berdasarkan urutannya :

1. Ayah
2. Kakek

3. Saudara laki-laki sekandung ( seibu sebapak )
4. Saudara laki-laki sebapak
5. Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
6. Keponakan laki-laki dari sudara laki-laki sebapak
7. Paman (saudara laki-laki bapak)
8. Saudara sepupu laki-laki (anak laki-laki paman dari pihak bapak)
9. Hakim, artinya jika semua yang berhak menjadi wali tidak ada, atau berhalangan, maka perwaliannya, diserahkan kepada hakim.

catatan penting : Bila Calon mempelai masih berstatus gadis (perawan), maka wali berhak untuk menikahkannya, dan bila sudah janda, maka wali tidak bisa menikahkannya kecuali atas izin darinya. ini sesuai dengan Hadist Rosululloh SAW : dari Ibnu Abbas R.A:
" Seorang janda adalah berhak atas dirinya daripada walinya, sedangkan anak gadis, dimintai pertimbangan, dan izinnya adalah diamnya. ( HR. MUSLIM)."

MAS KAWIN ( MAHAR )
Mas Kawin (mahar), ialah pemberian berupa apa saja, yang mempunyai nilai (uang/barang)dari mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan karena pernikahan, mahar ini hukumnya wajib bagi laki-laki berdasarkan firman Alloh SWT : QS An Nisa ayat 4
" Berikanlah mas kawin (mahar), kepada wanita yang kamu nikahi, sebagai pemberian yang telah ditentukan dan penuh kerelaan."

MUHRIM (MAHRAM)
Muhrim ialah wanita yang haram di nikahi. Wanita yang haram dinikahi, di bahas dalam Firman Alloh SWT. QS. An Nisa ayat 23 : 

Artinya :

"Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan [281]; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."


Penjelasan (281)

[281] Maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke atas. dan yang dimaksud dengan anak perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, demikian juga yang lain-lainnya. sedang yang dimaksud dengan anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu, menurut jumhur ulama Termasuk juga anak tiri yang tidak dalam pemeliharaannya.

1. MUHRIM DISEBABKAN OLEH NASAB (KETURUNAN) ADA 7 :


a. Ibu dari Ibunya ( nenek), baik ibunya bapak, atau ibunya ibu 
b. Anak Perempuan, cucu terus ke bawah
c. Saudara perempuan seibu, sebapak, atau seibu sebapak
d. Saudara perempuan dari bapak (nisbatnya BIBI)
e. Saudara perempuan Ibu (BIBI)
f. Keponakan dari saudara laki-laki
g. Keponakan dari saudara perempuan, dan seterusnya.

2. MUHRIM SEBAB SEPERSUSUAN ada ( 2 )

a. Ibu (Perempuan yang menyusui)
b. Saudara perempuan sepersusuan (baik anak dari ibunya atau anak orang lain, yang sama-sama disusui oleh ibunya...misalnya ...anak tetangga...ibunya meninggal dan disusui oleh ibu kita..nah itu haram menikah.

3. MUHRIM SEBAB PERKAWINAN ada 4

a. Ibu dari Istri ( mertua perempuan ), meski sudah janda masih cantik, itu tetap haram  
b. Anak tiri Perempuan, jika ibunya telah dikumpuli
c. Istri dari anak laki-laki (menantu)
d. Istri bapak (ibu Tiri)

4. MUHRIM SEBAB DIKUMPULKAN

a. Saudara Istri, artinya Haram hukumnya menikahi 2 perempuan bersaudara atau haram menikahi keponakan Istrinya.

TUJUAN NIKAH DAN HIKAH NIKAH

Sebenarnya sahabat jika kita mengetahui Tujuan dari di syari'atkan Nikah, wah betapa agungnya ajaran agama ini , Sungguh besar sekali tujuan dan hikmah yang terkandung didalam pernikahan, yaitu menciptakan hubungan sunnatullah sebagaimana firman-Nya, QS. Adzariat ayat 49

Artinya : " Dan segala sesuatu yang kami ciptakan berpasang-pasangan, agar kalian mengingat kebesaran Alloh SWT.

dalam firman yang lain : QS AN-NAHL ayat 72

Artinya : 

Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?"

TUJUAN NIKAH yang di bahas dalam oleh Al Imam Ghazali dalam Kitabnya Al Ihya Ulumidin
1. Membina Keluarga (rumah tangga) yang penuh dengan suasana kasih dan sayang, sebagaimana di jelaskan dalam QS. Ar Rum 21
2. Untuk memperoleh keturunan yang sah, bukan karena perzinahan, karena perzinahan adalah larangan dan dosa besar yang dijelaskan dalam QS. Al Isro ayat 32
3. Menjaga Kehormatan dan harkat kemanusian, sebab dengan pernikahan dapat menjaga kehormatan seseorang dan mendapatkan tempat di masyarakat
4. Untuk menjalankan Sunah Rosul sehingga akan mendapatkan cinta dari Rosulullah SAW, dengan memperbanyak umatnya, karena Nabi Muhammad SAW, bangga dengan banyaknya umat beliau


Adapun Niat dalam pelaksanaan pernikahan , yang harus tertancap dalam hati masing-masing, diantaranya :

a. Niat Ikhlas karena Alloh SWT, supaya Alloh Ridho kepadanya
b. berniat untuk memperbanyak keturunan yang sholih dan sholihah
c. berniat untuk menjaga dari godaan syaiton
d. Berniat menjaga kemaluan dari pekerjaan yang keji (maksiat)
e. Berniat mencari kesenangan dengan istri agar dapat rajin dalam beribadah
f. Berniat untuk melawan hawa Nafsu, Karena melawan Hawa nafsu merupakan Jihad Akbar
g. Berniat mencari rizki yang halal untuk keluarga
h. berniat untuk mendidik , baik itu istrinya ataupun kelak anak-anaknya.



   

Kajian tentang Istighfar


                                            ISTIGHFAR  (إستغفار,)       


Istighfar (ArabIstighfar (Arab: إستغفار, Istiġfār) atau Astaghfirullah (أستغفر الله‎ ʾastaġfiru l-lāh) adalah tindakan meminta maaf atau memohon keampunan kepada Allah yang dilakukan oleh umat Islam. Hal ini merupakan perbuatan yang dianjurkan dan penting di dalam ajaran Islam. Tindakan ini secara harfiah dilakukan dengan mengulang-ulang perkataan dalam bahasa Arab astaghfirullah, yang berarti "Saya memohon ampunan kepada Allah".
Seorang Muslim menyebut perkataan ini beberapa kali, bukan saja ketika meminta ampun dari Allah sebagai doa, malah juga ketika dia sedang berbicara dengan orang lain. Apabila seorang Muslim hendak mencegah dari melakukan perbuatan yang salah, atau saat ia mau membuktikan bahwa dia tidak bersalah pada satu peristiwa dia menggunakan pernyataan ini. Setelah salat, seorang Muslim dianjurkan melafalkan perkataan ini sebanyak tiga kali.
Istighfar dalam filosofi Islam bermakna seseorang yang selalu memohon ampunan atas kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak melanggarnya. Dalam Islam, makna Istighfar tidak terletak pada pengucapannya, namun pada seberapa dalam seseorang yang beristighfar memaknai dan menghayati apa yang ia ucapkan, dalam konteks yang lebih jauh lagi, agar ia terus mengingat Tuhan di saat ia tergoda untuk melakukan perbuatan dosa, dan apabila telah melakukan dosa, maka istighfar adalah titik baginya untuk bertekad tidak mengulangi perbuatannya.
(Istiġfār) atau Astaghfirullah (أستغفر الله‎ ʾastaġfiru l-lāh) adalah tindakan meminta maaf atau memohon keampunan kepada Allah yang dilakukan oleh umat Islam. Hal ini merupakan perbuatan yang dianjurkan dan penting di dalam ajaran Islam. Tindakan ini secara harfiah dilakukan dengan mengulang-ulang perkataan dalam bahasa Arab astaghfirullah, yang berarti "Saya memohon ampunan kepada Allah".
Seorang Muslim menyebut perkataan ini beberapa kali, bukan saja ketika meminta ampun dari Allah sebagai doa, malah juga ketika dia sedang berbicara dengan orang lain. Apabila seorang Muslim hendak mencegah dari melakukan perbuatan yang salah, atau saat ia mau membuktikan bahwa dia tidak bersalah pada satu peristiwa dia menggunakan pernyataan ini. Setelah salat, seorang Muslim dianjurkan melafalkan perkataan ini sebanyak tiga kali.
Istighfar dalam filosofi Islam bermakna seseorang yang selalu memohon ampunan atas kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak melanggarnya. Dalam Islam, makna Istighfar tidak terletak pada pengucapannya, namun pada seberapa dalam seseorang yang beristighfar memaknai dan menghayati apa yang ia ucapkan, dalam konteks yang lebih jauh lagi, agar ia terus mengingat Tuhan di saat ia tergoda untuk melakukan perbuatan dosa, dan apabila telah melakukan dosa, maka istighfar adalah titik baginya untuk bertekad tidak mengulangi perbuatannya.
Istighfar adalah hal penting yang banyak diremehkan orang pada masa ini, banyak orang menganggap istighfar itu tidak perlu  hanya membuang waktu saja. Padahal Rasulullah yang sudah dijamin Allah untuk masuk syurga tidak kurang beristighfar dari 70 kali dalam sehari.
Dikisahkan dalam kitab Shifatus Shafwah karangan Ibnul Jauzi, bahwa suatu hari Imam Ahmad Bin Hanbal melakukan perjalanan jauh dan kemalaman, hingga sempat kebingungan untuk mencari tempat bermalam. Kemudian ia meminta izin kepada pengurus masjid setempat untuk memperbolehkannya istirahat di masjid barang satu malam.
Sayang sekali, kendati ketenaran Imam Ahmad sudah sampai di seluruh pelosok negeri, dan di wilayah tersebut sudah banyak ajaran dan pengikut mazhabnya namun tak banyak orang yang tahu bagaimana sosok dan rupa sang Imam, karena keterbatasan informasi dan teknologi.
Karena itulah, pengurus masjid tak memperbolehkannya menginap di masjid setempat. Sang Imam besar pun sempat luntang-lantung malam itu, hingga akhirnya seorang pengusaha roti bersedia menerima ia di rumahnya.
Ketika sampai di rumah si tukang roti, Imam Ahmad terus memperhatikan amalan yang diwiridkan terus oleh sang tuan rumah. Menurutnya, amalan tersebut sederhana namun istimewa. Sang tuan rumah senantiasa beristighfar dalam setiap aktivitas yang ia lakukan. Lidahnya selalu saja basah dengan zikir dan meminta ampunan Alloh.
“Wahai Tuan, apa fadhilah yang Tuan dapatkan dari amalan selalu beristighfar tersebut?” tanya Imam Ahmad penasaran. Tuan rumah pun tersenyum dan menjawab, “Fadhilahnya, setiap doa yang saya panjatkan kepada Alloh, pasti selalu dikabulkan-Nya,” jawab si tuan rumah. Imam Ahmad sangat salut kepadanya.
“Tapi, ada satu doa saya yang hingga saat ini belum dikabulkan Alloh,” sambung sang tuan rumah. Imam Ahmad pun kembali penasaran. “Doa apakah itu, Tuan?” tanyanya. “Dari dahulu, saya berdoa kepada Alloh agar saya dipertemukan dengan Imam mazhab saya, yakni Imam Ahmad bin Hanbal. Namun hingga saat ini, saya belum juga dipertemukan dengannya,” kata tuan rumah.
Mendengar itu, Imam Ahmad langsung kaget. Inilah rupanya yang memaksa seorang Imam besar luntang-lantung tengah malam. Ini juga alasannya, mengapa Imam Ahmad diusir dari masjid dan dipaksa berjalan tengah malam hingga akhirnya sampai dipertemukan dengan si tukang roti itu. Semuanya sama sekali bukan suatu kebetulan, melainkan skenario Allah SWT untuk menjawab doa si tukang roti. Demikian dahsyatnya kekuatan istighfar, sehingga membuat Allah SWT enggan untuk menolak doa yang dipanjatkan kepada-Nya. Seorang Imam yang berkelana dari negri ke negri, Allah tuntun langkahnya agar sampai di negri si tukang roti. Kemudian Allah buat suatu keadaan, hingga keduanya dipertemukan. Tak ada yang mustahil bagi Allah, jika Dia berkehendak. Hati manusia ibarat sebuah gelas. Fungsinya sebagai wadah bagi air minum. Namun, jika gelas itu kotor, air minum apa yang akan mau mengisinya? Gelas-gelas kotor dibiarkan begitu saja, tak ada yang mau memakainya sebelum gelas tersebut dibersihkan. Demikian juga dengan hati manusia. Jika hati manusia tersebut kotor, hidayah mana yang akan mau mengisinya? Sesuatu yang suci tentu membutuhkan wadah yang suci dan bersih pula. Pantas saja, hidayah Allah tidak mau turun, berkah Allah tidak datang, rahmat dan kasih sayang-Nya tidak diberikan, dan doa tidak di-istijabah (dikabulkan).
25 MANFAAT ISTIGHFAR
Dizaman yang serba tidak menentu ini ada baiknya kita menjadikan Istighfar sebagai salah satu amalan kita, untuk lebih membuat kita semangat melakukannya berikut disampaikan beberapa manfaat  dari ber Istighfar antara lain :
  1. Menggembirakan AllahRasulullah bersabda, “Sungguh, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya daripada kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan ontanya yang hilang di padang pasir.” (HR.Bukhari dan Muslim).
  2. Dicintai AllahAllah berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS.al-Baqarah: 222). Rasulullah bersabda, “Orang yang bertaubat adalah kekasih Allah. Orang yang bertaubat atas dosanya, bagaikan orang yang tidak berdosa.”(HR.Ibnu Majah).
  3. Dosa-dosanya diampuniRasulullah bersabda, “Allah telah berkata,’Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan untuk mengamouni dosa-dosanya, maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (beberapa banyak dosanya).” (HR.Ibnu Majah, Tirmidzi).
Imam Qatadah berkata,”Al-Qur’an telah menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istighfar.” (Kitab Ihya’Ulumiddin: 1/410).
  1. Selamat dari api nerakaHudzaifah pernah berkata, “Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan ku masuk neraka’. Rasulullah bersabda,’Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam’.” (HR.Nasa’i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).
  2. Mendapat balasan surga“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.”(QS.Ali’Imran: 135-136).
  3. Mengecewakan syetanSesungguhnya syetan telah berkata,”Demi kemulian-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup). Maka Allah menimpalinya,”Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada-Ku.”(HR.Ahmad dan al-Hakim).
  4. Membuat syetan putus asaAli bin Abi thalib pernah didatangi oleh seseorang,”Saya telah melakukan dosa’.’Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi’,kata Ali. Orang itu menjawab,’Saya telah bertaubat, tapi setelah itu saya berdosa lagi’. Ali berkata, ‘Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi’. Orang itu bertanya lagi,’Sampai kapan?’ Ali menjawab,’Sampai syetan berputus asa dan merasa rugi.”(Kitab Tanbihul Ghafilin: 73).
  5. Meredam azabAllah berfirman,”Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.”(QS.al-Anfal: 33).
  6. Mengusir kesedihanRasulullah bersabda,”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka.”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
  7. Melapangkan kesempitanRasulullah bersabda,”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka,”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
  8. Melancarkan rizkiRasulullah bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rizkinya karena dosa yang dilakukannya.”(HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).
  9. Membersihkan hatiRasulullah bersabda,”Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka tercoretlah noda hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat, meninggalkannya dan beristighfar, maka bersihlah hatinya.”(HR.Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi).
  10. Mengangkat derajatnya disurgaRasulullah bersabda,”Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba di surga. Hamba itu berkata,’Wahai Allah, dari mana saya dapat kemuliaan ini?’ Allah berkata,’Karena istighfar anakmu untukmu’.”(HR.Ahmad dengan sanad hasan).
  11. Mengikut sunnah Rosulullah shallalhu ‘alaihi wasallamAbu Hurairah berkata,”Saya telah mendengar Rasulullah bersabda,’Demi Allah, Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah (beristighfar) dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali’.”(HR.Bukhari).
  12. Menjadi sebaik-baik orang yang bersalahRasulullah bersabda,”Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang segera bertaubat.”(HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim).
  13. Bersifat sebagai hamba Allah yang sejatiAllah berfirman,”Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdo’a:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,”(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta’at, yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah), dan yang memohon ampun (beristighfar) di waktu sahur.”(QS.Ali’Imran: 15-17).
  14. Terhindar dari stampel kezhalimanAllah berfirman,”…Barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.”(QS.al-Hujurat: 11).
  15. Mudah mendapat anakAllah berfirman,”Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS.Nuh: 10-12).
  16. Mudah mendapatkan air hujanIbnu Shabih berkata,”Hasan al-Bashri pernah didatangi seseorang dan mengadu bahwa lahannya tandus, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain yang mengadu bahwa kebunnya kering, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain lagi yang mengadu bahwa ia belum punya anak, ia berkata,’Perbanyaklah istighfar’. (Kitab Fathul Bari: 11/98).
  17. Bertambah kekuatannyaAllah berfirman,”Dan (dia berkata):”Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”(QS.Hud: 52).
  18. Bertambah kesejahteraanyaAllah berfirman,”Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”(QS.Nuh: 10-12).
  19. Menjadi orang-orang yang beruntungAllah berfirman,”Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS.an-Nur: 31). Aisyah berkata,”Beruntunglah, orang-orang yang menemukan istighfar yang banyak pada setiap lembar catatan harian amal mereka.”(HR.Bukhari).
  20. Keburukannya diganti dengan kebaikanAllah berfirman,”Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS.al-Furqan: 70).
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”(QS.Hud: 114).
  1. Bercitra sebagai orang mukminRasulullah bersabda,”Tidak seorangpun dari umatku, yang apabila ia berbuat baik dan ia menyadari bahwa yang diperbuat adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Dan tidaklah ia melakukan suatu yang tercela, dan ia sadar sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar) kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali Allah, maka dia adalah seorang Mukmin.”(HR.Ahmad).
  2. Berkeperibadian sebagai orang bijakSeorang ulama berkata,”Tanda orang yang arif (bijak) itu ada enam. Apabila ia menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Apabila menyebut dirinya, ia merasa hina. Apabila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya. Apabila muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Apabila disebutkan ampunan Allah, ia merasa gembira. Dan apabila mengingat dosanya, ia segera beristighfar.” (Kitab Tanbihul Ghafilin: 67).

Kamis, 26 Juli 2018

Mengenal Nama Yaa Hayyu Yaa Qoyyum

                                                   

                               Yaa Hayyu Yaa Qoyyum




Bismillahirrohmanirrohiim



( AL HAYYU ) = Yang Maha Hidup

( AL QOYYUM ) = Yang Berdiri Sendiri

Al Hayyu dan Al Qayyum merupakan asmaul Husna, yaitu nama-nama Allah yang indah, Asma berarti Nama dan Husna berarti baik, jadi Asmaul Husna berarti nama yang baik, hal ini tertuju tentunya pada Asma Allah sendiri.
Sifat hayyu (kehidupan) mengandung makna bahwa Allah memiliki sifat sempurna dan mengonsekuensikan sifat sempurna tersebut. Sedangkan sifat qayyum mengandung makna seluruh sifat fi’liyah (sifat yang menunjukkan perbuatan Allah)
Oleh karena itu, Al-Hayyu Al-Qayyum termasuk dalam nama Allah yang agung (ism Allah Al A’dzam) di mana jika seseorang berdoa dengannya, akan dikabulkan. Jika meminta dengan kedua nama tadi, akan diberi.
Kalau disebut Allah memiliki sifat hayat (kehidupan) yang sempurna, maka tentu Allah terlepas dari berbagai cacat (penyakit). Karenanya, penduduk surga mengalami kehidupan yang sempurna yang tidak lagi merasa cemas, susah, sedih, dan kesengsaraan lainnya.
Kalau sifat hayat (kehidupan) tak sempurna, berarti berpengaruh pada perbuatan yang tidak sempurna. Sehingga sifat qayyum pula jadi tidak sempurna. Sifat qayyum yang sempurna (ketidak bergantungan pada makhluk) pasti berasal dari sifat hayat (kehidupan) yang sempurna. Sifat hayyu (kehidupan) yang sempurna menunjukkan adanya sifat lain yang sempurna. Sedangkan sifat qayyum yang sempurna menunjukkan sifat perbuatan yang sempurna.
Karenanya seseorang yang berwasilah dengan sifat hayyu dan qayyum punya pengaruh besar, di mana ia akan dihilangkan dari sifat yang bertentangan dengan sifat kehidupan (seperti dijauhkan dari penyakit, pen.) dan dapat dihilangkan dari sifat jelek lainnya.”

عَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- جَالِسًا وَرَجُلٌ يُصَلِّى ثُمَّ دَعَا اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ
فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِى إِذَا دُعِىَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى

Dari Anas, ia pernah bersama Rasulullah yang dalam keadaan duduk lantas ada seseorang yang shalat, kemudian ia berdo’a, “Allahumma inni as-aluka bi-anna lakal hamda, laa ilaha illa anta al-mannaan badii’us samaawaati wal ardh, yaa dzal jalali wal ikram, yaa hayyu yaa qayyum [artinya: Ya Allah, aku meminta pada-Mu karena segala puji hanya untuk-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Banyak Memberi Karunia, Yang Menciptakan langit dan bumi, Wahai Allah yang Maha Mulia dan Penuh Kemuliaan, Ya Hayyu Ya Qayyum –Yang Maha Hidup dan Tidak Bergantung pada Makhluk-Nya-].”
Kemudian Nabi bersabda, “Sungguh ia telah berdo’a pada Allah dengan nama yang agung di mana siapa yang berdo’a dengan nama tersebut, maka akan diijabahi. Dan jika diminta dengan nama tersebut, maka Allah akan beri.” (HR. Abu Dawud no. 1495 dan An-Nasa’i no. 1301. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Fatimah (puterinya), “Apa yang menghalangimu untuk mendengar wasiatku atau yang kuingatkan padamu setiap pagi dan petang yaitu ucapkanlah:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا
Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan [artinya: Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya].” (HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah no. 46, An-Nasa’i dalam Al-Kubra 381: 570, Al-Bazzar dalam musnadnya 4/ 25/ 3107, Al-Hakim 1: 545. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 227).

Kumpulan hijib dan ilmu goib

Asma Penakluk Jin dan Makhluk Ghoib

Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh. Bertemu lagi dengan saya Candrasagara27 dalam sebuah artikel yang memuat tentang amalan amalan ...